Siapa yang tidak tahu dan tidak tergoda
dengan tas dan aksesoris yang terbuat dari kulit ular yang memiliki
corak dan motif yang khas dan tampilanya yang bekelas membuat siapapun
ingin memilikinya. Namun, tidak semua mampu untuk membelinya karena
harganya yang lumayan harus menguras dompet. Hal ini dikarenakan tas dan
aksesoris tersebut memiliki proses yang panjang untuk menjadi sebuah
tas dan aksesoris nan cantik.
Ular merupakan reptile yang mungkin bagi
sebagian orang dianggap satwa yang menakutkan, namun bagi sebaian orang
justru memiliki nilai estetis dan ekonomis untuk dikembangkan menjadi
aksesoris mewah.
Saat ini terdapat beberapa industri telah
mengerjakan pembuatan tas dan aksesoris dari kulit ular maupun reptile
lainnya, seperti buaya dan biawak dari hulu hingga hilir. Proses ini
dimulai dari penangkaran ular atau reptil lainnya secara mandiri, bahkan
ada beberapa yang langsung berburu di alam.
Membuat produk jadi dari kulit ular,
dimulai dari tahap penyamakan. Penyamakan adalah pengolahan kulit mentah
menjadi bahan baku untuk berbagai keperluan, seperti tas, jaket, ikat
pinggang, topi, jok dan sebagainya.
Proses penyamakan kulit ular setelah proses pengambilan kulit dari tubuh ular dilakukan beberapa tahapan*, antara lain:
(a) Perendaman: merendam kulit dengan air
agar bisa dibersihkan dari debu, pasir, darah, sisa daging dan lemak
dengan memberikan garam agar kulit tidak membusuk dan terhindar dari
kerusakan;
(b) Proses buang bulu: pembuangan bulu atau sisik yang kasar menggunakan campuran kapur dan natrium sulfida (Zn);
c) Proses flesing: pemisahan daging-daging yang tersisa menggunakan mesin fleasing atau manual;
(d) Proses buang kapur menggunakan Za dan cuka bertujuan agar sisa bakteri dan sisa Zn dan kapur hilang;
(e) Proses pengasaman/picle menggunakan
obat pengasaman berupa cuka dan suapel ditambah bahan pengawet berupa
croom bertujuan agar kulit tahan terhadap bakteri;
(f) Proses pengeringan, kulit dijemur
atau dioven setengah kering bertujuan agar proses seving (penipisan oleh
mesin sesuai ukuran) mudah dilakukan; Sebelum proses pengecatan warna
kulit asli biasanya akan dikilapkan dengan pernis, atau bisa juga
dibiarkan seperti kulit aslinya, setelah itu ke tahap selanjutnya
pewarnaan;
(g) Proses pewarnaan/celup, pemberian warna sesuai kebutuhan dan selanjutnya pengecetan.
Setelah seluruh bahan selesai dibuat,
selanjutnya dirangkai di ruang produksi. Disinilah proses pemolesan
akhir dilakukan agar diperoleh berbagai jenis tas dan aksesoris yang
berkualitas. Desain pun disesuaikan dengan perkembangan mode yang
terbaru atau sesuai pesanan, sehingga siap pajang dan siap diburu
konsumen.
https://asosiasireptil.wordpress.com/dari-ular-menjadi-tas-dan-aksesoris-mewah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar