Minggu, 18 Desember 2016

Cara Membuat Tas Dari Kulit Ular Yang Lagi Tren



Siapa yang tidak tahu dan tidak tergoda dengan tas dan aksesoris yang terbuat dari kulit ular yang memiliki corak dan motif yang khas dan tampilanya yang bekelas membuat siapapun ingin memilikinya. Namun, tidak semua mampu untuk membelinya karena harganya yang lumayan harus menguras dompet. Hal ini dikarenakan tas dan aksesoris tersebut memiliki proses yang panjang untuk menjadi sebuah tas dan aksesoris nan cantik.
Ular merupakan reptile yang mungkin bagi sebagian orang dianggap satwa yang menakutkan, namun bagi sebaian orang justru memiliki nilai estetis dan ekonomis untuk dikembangkan menjadi aksesoris mewah.
tas-kulit-ular
Saat ini terdapat beberapa industri telah mengerjakan pembuatan tas dan aksesoris dari kulit ular maupun reptile lainnya, seperti buaya dan biawak dari hulu hingga hilir. Proses ini dimulai dari penangkaran ular atau reptil lainnya secara mandiri, bahkan ada beberapa yang langsung berburu di alam.
Membuat produk jadi dari kulit ular, dimulai dari tahap penyamakan. Penyamakan adalah pengolahan kulit mentah menjadi bahan baku untuk berbagai keperluan, seperti tas, jaket, ikat pinggang, topi, jok dan sebagainya.
Proses penyamakan kulit ular setelah proses pengambilan kulit dari tubuh ular dilakukan beberapa tahapan*, antara lain:
(a) Perendaman: merendam kulit dengan air agar bisa dibersihkan dari debu, pasir, darah, sisa daging dan lemak dengan memberikan garam agar kulit tidak membusuk dan terhindar dari kerusakan;
(b) Proses buang bulu: pembuangan bulu atau sisik yang kasar menggunakan campuran kapur dan natrium sulfida (Zn);
c) Proses flesing: pemisahan daging-daging yang tersisa menggunakan mesin fleasing atau manual;
(d) Proses buang kapur menggunakan Za dan cuka bertujuan agar sisa bakteri dan sisa Zn dan kapur hilang;
(e) Proses pengasaman/picle menggunakan obat pengasaman berupa cuka dan suapel ditambah bahan pengawet berupa croom bertujuan agar kulit tahan terhadap bakteri;
(f) Proses pengeringan, kulit dijemur atau dioven setengah kering bertujuan agar proses seving (penipisan oleh mesin sesuai ukuran) mudah dilakukan; Sebelum proses pengecatan warna kulit asli biasanya akan dikilapkan dengan pernis, atau bisa juga dibiarkan seperti kulit aslinya, setelah itu ke tahap selanjutnya pewarnaan;
(g) Proses pewarnaan/celup, pemberian warna sesuai kebutuhan dan selanjutnya pengecetan.
Setelah seluruh bahan selesai dibuat, selanjutnya dirangkai di ruang produksi. Disinilah proses pemolesan akhir dilakukan agar diperoleh berbagai jenis tas dan aksesoris yang berkualitas. Desain pun disesuaikan dengan perkembangan mode yang terbaru atau sesuai pesanan, sehingga siap pajang dan siap diburu konsumen.
https://asosiasireptil.wordpress.com/dari-ular-menjadi-tas-dan-aksesoris-mewah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar